Mengenal sosoknya, jadi terbesit betapa mulianya kepemimpinan para sahabat Rasulullah saw. Mabruk Mesir!

Ruang Kata Doni As Siraj

INDONESIA boleh berbangga menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Namun, untuk mengelola negara, negeri ini masih harus berguru dari mancanegara termasuk Mesir.

Mesir memang baru saja menjelma sebagai negara demokrasi. Untuk kali pertama setelah era monarki berakhir pada 1953, mereka memiliki pemimpin dari kalangan sipil dengan terpilihnya Muhammad Mursi sebagai presiden, Minggu (24/6).

Musri mengalahkan Ahmed Shafiq, mantan perdana menteri di era diktator Hosni Mubarak. Pemimpin Ikhwanul Muslimin itu meraup 51,73% suara berbanding 48,37% suara dari 50,3 juta warga yang menggunakan hak pilih.

Kemenangan Mursi merupakan awal dari masa depan yang lebih menjanjikan bagi

rakyat Mesir setelah puluhan tahun terkungkung kekuasaan militer.

Kekhawatiran bahwa Mursi akan tetap mengekang kehidupan karena ia berasal dari partai politik beraliran keras tidak beralasan.

Pidato kemenangan yang ia gelorakan menyejukkan semua kalangan. Mursi, misalnya, menyatakan siap menjadi pemimpin bagi semua warga Mesir. Ia menyerukan persatuan nasional setelah seluruh energi dan darah rakyat terkuras…

Lihat pos aslinya 267 kata lagi

Kecil

Kali ini saya ngetik di atas meja kerja di sebuah kantor tempat saya kerja praktek (sebut saja di PT KAI). Bukan karena ga ada kerjaan ya, tapi karena emang bingung ngerjain apaan heuheuu. *ga ding*. Saya ngerjain kelayakan investasi, ah ada yang menarik tentang kerjaan ini di sini.

Saya kerja praktek di bagian pengembangan bisnis. Setelah dua hari ikutan (baca: nonton) pekerjaan mas-mas, mbak dan bapak-bapak di sini, wah ini sih saya banget. Apalagi perusahaan tempat kp saya ini bisa dikatakan sedang dalam kondisi kritis (kata Mas Fuad, semacam pembimbing saya di sini). Ya siapa lah yang ga tau BUMN yang satu ini: ga punya saingan, selalu rugi, “tua”… aah tapi kita aja yang ga tau, sekarang mereka (PT KAI) sedang dalam transformasi sejak 2009, jadi yaa tunggu saja lah perbaikannya dalam minimal 2 tahun mendatang.

Saya di sini jadi tau rencana pengembangan mereka ke depan, revitaliasasi stasiun (akan jadi semacam stasiun berkelas deh), penambahan gerbong kereta, yang intinya kalo di bagian kerja saya: pemanfaatan aset. Nah ini yang mestinya sudah dilakukan sejak dahulu kalaa, selama ini ngapain wae nya?? TAPI NANTI DULU, saya juga di sini ngerjain analisis kelayakannya.. layak ga tuh rencana kaya gitu? Yang menarik adalah……mau layak ga layak ini program akan tetep jalan karena ini rencana pemerintah. Oke, pemerintah sekarang topiknya. Pemerintah bikin SK, perusahaan harus siap sedia. Tantangan buat perusahaan adalah membuat pengembangan bisnis supaya ini rencana tetap bisa menghasilkan keuntungan. FYI, selama ini perusahaan merugi loh ternyatsssss. Dari harga 10.000 (umpamanya), yang harus dibayarkan oleh penumpang untuk karcis KA adalah 3.000, sisanya pemerintah yang mensubsidi.. Itupun ternyata yang dibayarkan pemerintah ke perusahaan cuma 2.000 lah kira2. Jadi perusahaan selalu rugi 5.000 perkarcis. Buat apa namanya BUMN kalo gitu? hadoooo….

Saya juga ga suka deh dengan kata “BUMN”. Kata ‘milik negara’ itu loh. Bapak-bapak yang kreatif di sini jadi dikerdilkan.. saya tanya “kenapa gitu, pak?” “yah itu sudah tugas, kita melaksanakan”. Iya sih, ga ada masalah juga kok dengan tugasnya, memang perlu sekali untuk kemajuan perusahaan. Tapi Alhamdulillah, setelah keluar SK “WEWENANG” dari pemerintah untuk perusahaan barulah bergerak cepat dan ide-ide bermunculan. Tapi kenapa harus nunggu SK sih, hadooo. jangan2 kalo ada SK bubar, ya bubar juga tuh ya kayanya kaya IPTN dulu. Ayolah bandel sedikit :p

GambarYah…itu sekelumit kisah tentang sesuatu “di atas” sana. Saya yang cuma mahasiswa, yang cuma pandai berteori cuma mau mencolek sedikit hati teman2 yang lain, that’s a story about our country. Akan ambil peran di mana, harus bisa kita tetapkan sejak saat ini juga. Jangan mencla-mencle, planga-plongo kaya orang2 JIL #eh jadi ngelantur. Liat sesuatu yang besar, jangan juga jadi membual ingin berbuat ini-itu tapi ga berbuat apa-apa, lakukan apapun yang bisa menjadi solusi permasalahan yang ada, sekecil apapun. Pesan Mas Fuad di sini, jangan mau yang besar-besar atau mau semuanya, kita punya kapasitas terbatas, lakukan yang kecil saja. spesifik. Yang penting: kontribusi. Inget Small is beautiful. Inget teori receh Kang Emil. Inget harus ikhlas kata saya.

🙂

Â