Rindu yang Tak Berbalas

Sudah lebih dari satu pekan, adik lelaki kesayanganku pergi meninggalkan kami sekeluarga. Aku tau ini takdir dan pasti telah tertulis di Lauhul Mahfuz. Tanggal lahir dan tanggal wafatnya. Tapi entah kenapa rasanya hati seperti tercabik-cabik. Kenangan kami terlalu banyak, bahkan di hari-hari terakhirnya ia menghabiskan waktu bersama kami. Allah seperti memberi kesempatan berkumpul sebelum akhirnya Ia pisahkan. Rasanya seperti rindu saat-saat yang tidak akan pernah bisa terjadi lagi.

Allah, rupanya begini rasanya ditinggalkan.. kalau boleh memilih, aku tidak pernah ingin ditinggalkan oleh orang-orang yang benar2 aku sayang.

Aku seharusnya merasa tenang, karena adikku tak pergi kemana-mana. Ia pergi ke tempat memang kita semua akan ke sana juga. Ia pergi kepada Dia yang rahmatnya tiada berbatas. Hanya doa yang bisa mengobati rinduku. Doa pada-Nya yang Maha Penyayang agar menyayangi adikku. Aku yakin Allah lebih menyayanginya daripada aku padanya. Allah akan lebih bisa menjaganya, daripada penjagaanku untuknya.

Adikku sayang….

Teh ima rindu.

Teh ima ingin dengar isal cerita lagi.

Teh ima ingin lihat senyum isal lagi. Tawa isal. Isengnya isal.

Teh ima ingin panggil isal lagi, isal anak sholeh… adik teh ima yg sholeh… adik teh ima yg bageur.. isal sama sekali ga mengecewakan.

Teh ima jadi saksi…di hadapan Allah. Di tahun2 terakhir isal, teh ima lihat isal makin ingin mengenal Allah. Teh ima lihat isal makin mendekat ke Allah. Teh ima bisa merasakan itu. Walau isal jatuh terseok-seok, ujian demi ujian datang..tapi akhirnya isal pulang dengan penutup yang begitu baik.

kamu pergi begitu cepat..sangat cepat. Aku kehilangan saat-saat bersama isal. Hari-hari ke depan ga ada kamu lagi, di kenangan-kenangan yang akan aku buat ke depan ga ada kamu lagi. Tapi, isal akan selalu dalam doaku. Adikku selalu ada dalam doaku. Jika mungkin aku akan meraih tanganmu nanti. Aku janji. Sabar ya adikku sayang.

Semoga Allaah menguatkanku dari rasa rindu yang tak berbalas ini. Semoga Allah sampaikan rinduku pada adikku. Semoga setiap rinduku menjadi limpahan rahmat-Nya untuk adikku. Rinduku kini telah menjadi harapan, yang selalu kusampaikan pada-Nya untuk adikku.

2 pemikiran pada “Rindu yang Tak Berbalas

  1. Irma, aku punya adik laki2 satu2nya sama seperti Irma, dan ngga terbayang rasanya ketika aku ujian seperti itu datang. Irma kuat, insyaa Allah adik Isal yang sholeh nanti ketemu lagi dengan Irma dan keluarga, di sebaik2 tempat yang Allah sudah siapkan :’)

  2. Aamiin… jazaakillah zaee. Ini blm move on move on aku. Hehe…

    Membayangkan dia adik kecilku yg manja, harus lebih dulu menghadapi kehidupan yg serius. Ketemu malaikat. Ditanya malaikat. Semoga Isal kuat menghadapi itu bersama amal kebaikannya. Semoga semua pahala kebaikannya jadi sahabat setia dia di sana.. semoga doa2 kami d rumah jadi penerang tempat tinggalnya d sana.

Tinggalkan komentar